Senin, 16 Januari 2012

Makalah Subyek dan Obyek Penelitian


SUBYEK DAN OBYEK PENELITIAN
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah: Pengantar Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu: Dr. Karwadi, M.Ag.


Disusun oleh:
Prahesti Surani                        (10411084)
Kelas : PAI-B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2011

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Untuk mengetahui sesuatu yang masih asing dan sama sekali baru, seorang peneliti dapat diumpamakan seperti orang baru yang baru saja tiba dikota atau negara baru. Semuanya tampak asing, mau pergi kemana tidak tahu letaknya, padahal mungkin jaraknya dekat dan banyak kendaraan seperti taksi, bus, becak, dan sepeda tetapi tidak tahu menggunakan kendaraan atau alat transfortasi yang ada. Banyak dan sering dijumpai orang-orang lewat disekitarnya, mau bertanya juga kurang berani karena mungkin beda budaya, beda kepentingan, dan mengganggu kesibukan orang lain dengan orang-orang yang ada disekitar tempat tersebut. Banyak kenalan ditempat tinggal yang lama tetapi jauh tempat tinggalnya dan tidak tahu nomor telepon untuk menghubunginya. Orang lain juga disekitarnya juga menganggap asing pula terhadap dia. Dia memerlukan bantuan agar dapat memecahkan masalah keterasingannya tersebut. Tetapi siapa dan kemana agar memperoleh informasi yang sesuai dengan apa yang diinginkan dari kita?
Untuk dapat memecahkan masalah tersebut kita harus mengetahui ilmu atau metodologinya, dalam makalah ini akan kita bahas tentang komponen atau langkah awal penelitian yaitu menentukan subyek dan obyek penelitian, karena apabila kita ingin meneliti sesuatu terlebih dahulu kita menentukan subyek dan obyeknya kalau kita sudah menentukan subyek dan obyeknya maka kita memperoleh jawaban terhadap apa yang akan kita teliti dan mendapatkan jawaban dengan keinginan kita.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian subyek/informan penelitian?
2.      Apa kegunaan subyek/informan penelitian?
3.      Apa persyaratan sebagai subyek/informan penelitian?
4.      Bagaimana cara menentukan subyek/informan penelitian?
5.      Apa pengertian obyek penelitian?
6.      Apa macam obyek penelitian?
7.      Bagaimana cara menentukan obyek penelitian?

C.    Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan supaya kita mengetahui pengertian subyek dan obyek penelitian, kegunaan subyek penelitian, persyaratan sebagai subyek penelitian, cara menentukan subyek dan obyek penelitian, dan macam obyek penelitian.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Subyek/Informan Penelitian

Narasumber atau informan adalah orang yang bisa memberikan informasi-informasi utama yang dibutuhkan dalam penelitian kita.[1] Dalam penelitian survai sosial, subjek penelitian ini adalah manusia sedangkan dalam penelitian-penelitian psikologi yang bersifat eksperimental seringkali digunakan pula hewan sebagai subjek, di samping manusia. Dalam proses pelaksanaan eksperimen, hewan atau manusia sebagai subjek penelitian ini ada yang berpartisipasi secara aktif dan ada yang berpartisipasi hanya secara pasif.[2]
            Subjek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian. Apabila subjek penelitiannya terbatas dan masih dalam jangkauan sumber daya, maka dapat dilakukan studi populasi, yaitu mempelajari seluruh objek secara langsung. Sebaliknya, apabila subjek penelitian sangat banyak dan berada diluar jangkauan sumber daya peneliti, atau batasan populasinya tidak mudah untuk didefinisikan, maka dapat dilakukan study sempel.

B.     Kegunaan Subyek/Informan Penelitian

Secara spesifik, Lincoln dan Guba serta Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2006: 132) menerangkan bahwa kegunaan informan bagi penelitian kita adalah sebagai berikut[3]:
1.      Membantu agar secepatnya dan tetap seteliti mungkin dapat membenamkan diri dalam konteks setempat, terutama bagi peneliti yang belum mengalami latihan etnografi.
2.      Agar dalam waktu yang relative singkat banyak informasi yang terkumpul  sebagai sampling internal karena informan dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran atau membandingkan suatu kejadian yang ditentukan dari subyek lainnya dapat dilakukan.[4]

C.    Persyaratan sebagai Subyek/Informan Penelitian

Ada persyaratan tertentu yang harus mereka miliki untuk layak ditetapkan sebagai informan penelitian. Moleong menyebutkan bahwa ada lima persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang agar layak dijadikan informan[5] (Moleong, 2006: 132)
1.      Orang tersebut harus jujur dan bisa dipercaya.
2.      Orang tersebut memiliki kepatuhan pada peraturan.
3.      Orangnya suka berbicara, bukan orang yang sukar berbicara, apalagi pendiam.
4.      Orang tersebut bukan termasuk anggota salah satu kelompok yang bertikai dalam latar penelitian.
5.      Orangnya memiliki pandangan tertentu tentang peristiwa yang terjadi.

D.    Cara Menentukan Subyek/Informan Penelitian

Adapun teknik atau cara yang digunakan untuk menentukan informan dalam penelitian dijelaskan oleh Sugiyono (2007: 52), yaitu dengan jalan peneliti memasuki situs social tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi social tersebut.
Cara yang bisa ditempuh untuk menemukan informan tersebut terdiri dari dua cara. Dua cara tersebut meliputi[6]:
1.      Melalui Keterangan Orang yang Berwenang
Cara pertama ini bisa dilakukan dengan formal (pemerintah) maupun secara informal (pemimpin masyarakat seperti tokoh masyarakat, pemimpin adat, dan lain sebagainya). Perlu dijajaki pula jangan sampai terjadi informan yang disodorkan itu berperan ganda, contohnya sebagai pegawai lurah dan sebagai informan pembantu peneliti, yang mungkin juga ditugaskan memata-matai peneliti.

2.      Melalui Wawancara Pendahuluan
Dalam wawancara ini, peneliti menilai berdasarkan persyaratan yang telah disinggung di depan.

Mencari obyek penelitian secara aktif harus dilakukan secara menulusuri berbagai bacaan pustaka, terutama dari sumber literature primer berupa majalah ilmiah yang ditulis oleh tangan pertama, artinya belum mengalami modifikasi.
Ilmu pengetahuan dimulai dari peristiwa alam dan pada gilirannya timbul masalah yang harus dijawab melalui penelitian. Para mahasiswa tidak mampu melakukan penelitian jika tidak mempunyai latar belakang kemampuan ilmiah. Tahap pertama jika mahasiswa ingin melakukan penelitian adalah mencari dan menulusuri pustaka guna memperoleh informasi dan literature primer. Jurnal ilmiah yang relevan dengan lingkup penelitian kemudian dikumpulkan, disusun, dikaji, dan diverifikasi parameter mana yang sejenis dan diacu dari tiga atau lebih sumber pustaka, dijadikan variabel tetap untuk penelitian yang dilakukan. Parameter-parameter yang berbeda ini diperoleh dari berbagai majalah ilmiah atau jurnal internasional dan nasional. Semakin banyak pernyataan parameter yang berbeda dari berbagai pakar, maka semakin besar peluang untuk memperoleh masalah penelitian. Mengingat premis-premis yang dikemukakan oleh para pakar berbeda-beda, maka hal ini dapat dijadikan usulan penelitian.

E.     Pengertian Obyek Penelitian

Obyek adalah apa yang akan diselidiki dalam kegiatan penelitian. Beberapa persoalan sekiranya perlu kita pahami agar bisa menentukan dan menyusun obyek penelitian dalam metode penelitian kita ini dengan baik, yaitu berkaitan dengan apa itu obyek penelitian dalam penelitian kualitatif, apa saja obyek penelitian dalam penelitian kualitatif, dan criteria apa saja yang layak dijadikan obyek penelitian kita.
Menurut Nyoman Kutha Ratna (2010: 12), obyek adalah keseluruhan gejala yang ada di sekitar kehidupan manusia. Apabila dilihat dari sumbernya, obyek dalam penelitian kualitatif menurut Spradley disebut social situation atau situasi social yang terdiri dari tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis (Sugiyono, 2007: 49)[7]
Namun sebenarnya, obyek penelitian kualitatif juga bukan semata-mata teratok pada situasi social yang terdiri dari tiga elemen di atas, melainkan juga berupa peristiwa alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, kendaraan, dan sejenisnya (Sugiyono, 2007: 50).[8]

F.     Macam Obyek Penelitian

Jika dikaitkan dengan sumbernya, obyek penelitian dibedakan menjadi dua macam, yaitu obyek primer dan obyek sekunder. Menurut pengertiannya, obyek primer adalah obyek yang diperlukan melalui sumber pertama, sebaliknya obyek sekunder adalah obyek yang diperoleh melalui sumber kedua. Sebagai contoh, ketika melakukan wawancara, obyek primernya adalah hasil wawancara (mendalam), hasil diskusi kelompok, bukan informan atau kelompok diskusi tersebur. Sementara itu objek sekunder adalah dokumen-dokumen tertulis, buku-buku teks, dan barbagai hasil pembicaraan lainnya yang secara keseluruhan berfungsi untuk mendukung sumber obyek dan obyek primer tersebut. Sementara itu, sumber obyek sekunder pada dasarnya juga masih dibedakan menjadi dua macam, yaitu (a) sumber yang masih berkaitan langsung dengan masalah utama penelitian; (b) sumber secara umum, seperti buku-buku teks dan referensi lain yang tidak berkaitan secara langsung, tetapi memiliki relevensi, baik secara teoritis maupun metodologis.
Dilihat dari fungsi dan kedudukannya, obyek penelitian juga dibedakan menjadi dua macam, yaitu obyek formal dan obyek material. Obyek formal adalah obyek yang dianalisis, obyek yang sesungguhnya. Sebaliknya, obyek material adalah benda-benda yang di dalamnya terdapat obyek formal tersebut terikat.[9]

G.    Persyaratan Permasalahan Dijadikan Obyek Penelitian

Persyaratan bagi suatu permasalahan sehingga layak dijadikan obyek penelitian adalah sebagai berikut[10]:
1.      Permasalahannya baru.
2.      Menarik minat baik bagi peneliti maupun pembaca (hasil laporan penelitian kita).
3.      Mempunyai relevansi, manfaat yang tinggi bagi masyarakat.
4.      Mungkin dikembangkan bagi peneliti berikutnya.
5.      Mungkin dilakukan sesuai dengan waktu dan dana yang tersedia.

H.    Cara Menentukan Obyek Penelitian

Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan obyek penelitian (Ratna, 2010: 16), yaitu sebagai berikut:
1.      Obyek penelitian harus sesuai dengan latar belakang kita (peneliti), baik latar belakang social maupun akademis (khusus untuk penelitian individual).
2.      Obyek harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari peneliti sehingga penelitian menjadi menarik.
3.      Jangan meneliti atau mengkaji bidang penelitian orang lain. Alasannya, selain melanggar etika akademis, kita nantinya juga dianggap tidak memiliki kompetensi terhadap bidang bersangkutan.
4.      Obyek penelitian, besar atau kecil ada di sekitar kita, di sekitar kehidupan manusia.
5.      Obyek penelitian disarankan jangan berada di tempat kerja atau tempat berdomisili karena sangat sulit untuk mendapatkan obyektivitas.[11]


BAB III
PENUTUP
Subjek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian. Apabila subjek penelitiannya terbatas dan masih dalam jangkauan sumber daya, maka dapat dilakukan studi populasi, yaitu mempelajari seluruh objek secara langsung. Sebaliknya, apabila subjek penelitian sangat banyak dan berada diluar jangkauan sumber daya peneliti, atau batasan populasinya tidak mudah untuk didefinisikan, maka dapat dilakukan study sempel.
Kegunaan subyek penelitian:
1.      Membantu agar secepatnya dan tetap seteliti mungkin dapat membenamkan diri dalam konteks setempat, terutama bagi peneliti yang belum mengalami latihan etnografi.
2.      Agar dalam waktu yang relative singkat banyak informasi yang terkumpul  sebagai sampling internal karena informan dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran atau membandingkan suatu kejadian yang ditentukan dari subyek lainnya dapat dilakukan.
Persyaratan sebagai subyek/informan penelitian:
1.      Orang tersebut harus jujur dan bisa dipercaya.
2.      Orang tersebut memiliki kepatuhan pada peraturan.
3.      Orangnya suka berbicara, bukan orang yang sukar berbicara, apalagi pendiam.
4.      Orang tersebut bukan termasuk anggota salah satu kelompok yang bertikai dalam latar penelitian.
5.      Orangnya memiliki pandangan tertentu tentang peristiwa yang terjadi.
Cara menentukan subyek/informan penelitian:
1.      Melalui Keterangan Orang yang Berwenang
Cara pertama ini bisa dilakukan dengan formal (pemerintah) maupun secara informal (pemimpin masyarakat seperti tokoh masyarakat, pemimpin adat, dan lain sebagainya). Perlu dijajaki pula jangan sampai terjadi informan yang disodorkan itu berperan ganda, contohnya sebagai pegawai lurah dan sebagai informan pembantu peneliti, yang mungkin juga ditugaskan memata-matai peneliti.

2.      Melalui Wawancara Pendahuluan
Dalam wawancara ini, peneliti menilai berdasarkan persyaratan yang telah disinggung di depan.
Obyek Penelitian

Pengertian obyek penelitian adalah Obyek adalah apa yang akan diselidiki dalam kegiatan penelitian. Menurut Nyoman Kutha Ratna (2010: 12), obyek adalah keseluruhan gejala yang ada di sekitar kehidupan manusia.
Syarat permasalahan dijadikan obyek:
1.      Permasalahannya baru.
2.      Menarik minat baik bagi peneliti maupun pembaca (hasil laporan penelitian kita).
3.      Mempunyai relevansi, manfaat yang tinggi bagi masyarakat.
4.      Mungkin dikembangkan bagi peneliti berikutnya.
5.      Mungkin dilakukan sesuai dengan waktu dan dana yang tersedia.











DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suryabrata, S. 1995. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rajawali Pers.
Nasir, M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Hajar, Ibnu. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Prastowo, Andi. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.


[1] Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm.195.
[2] Syaifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), cet. XII, hlm. 34-35.
[3] Andi Prastowo, Metode Penelitian….. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 196.
[4] Ibid
[5] Ibid
[6] Ibid..,hlm.197-198
[7] Ibid.., hlm.199
[8] Ibid.., hlm. 200
[9] Ibid.., hlm 200-201
[10] Ibid.., hlm 202

[11] Ibid.., hlm 202-203

5 komentar: