SUBYEK DAN OBYEK PENELITIAN
Makalah ini
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah:
Pengantar Metodologi Penelitian
Dosen
Pengampu: Dr. Karwadi, M.Ag.
Disusun oleh:
Prahesti Surani (10411084)
Kelas : PAI-B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2011
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Untuk mengetahui
sesuatu yang masih asing dan sama sekali baru, seorang peneliti dapat
diumpamakan seperti orang baru yang baru saja tiba dikota atau negara baru.
Semuanya tampak asing, mau pergi kemana tidak tahu letaknya, padahal mungkin
jaraknya dekat dan banyak kendaraan seperti taksi, bus, becak, dan sepeda
tetapi tidak tahu menggunakan kendaraan atau alat transfortasi yang ada. Banyak
dan sering dijumpai orang-orang lewat disekitarnya, mau bertanya juga kurang
berani karena mungkin beda budaya, beda kepentingan, dan mengganggu kesibukan
orang lain dengan orang-orang yang ada disekitar tempat tersebut. Banyak
kenalan ditempat tinggal yang lama tetapi jauh tempat tinggalnya dan tidak tahu
nomor telepon untuk menghubunginya. Orang lain juga disekitarnya juga
menganggap asing pula terhadap dia. Dia memerlukan bantuan agar dapat
memecahkan masalah keterasingannya tersebut. Tetapi siapa dan kemana agar
memperoleh informasi yang sesuai dengan apa yang diinginkan dari kita?
Untuk dapat memecahkan
masalah tersebut kita harus mengetahui ilmu atau metodologinya, dalam makalah
ini akan kita bahas tentang komponen atau langkah awal penelitian yaitu
menentukan subyek dan obyek penelitian, karena apabila kita ingin meneliti
sesuatu terlebih dahulu kita menentukan subyek dan obyeknya kalau kita sudah
menentukan subyek dan obyeknya maka kita memperoleh jawaban terhadap apa yang
akan kita teliti dan mendapatkan jawaban dengan keinginan kita.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian subyek/informan penelitian?
2. Apa
kegunaan subyek/informan penelitian?
3. Apa
persyaratan sebagai subyek/informan penelitian?
4. Bagaimana
cara menentukan subyek/informan penelitian?
5. Apa
pengertian obyek penelitian?
6. Apa
macam obyek penelitian?
7. Bagaimana
cara menentukan obyek penelitian?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan
makalah ini bertujuan supaya kita mengetahui pengertian subyek dan obyek
penelitian, kegunaan subyek penelitian, persyaratan sebagai subyek penelitian, cara
menentukan subyek dan obyek penelitian, dan macam obyek penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Subyek/Informan Penelitian
Narasumber atau informan adalah orang yang bisa
memberikan informasi-informasi utama yang dibutuhkan dalam penelitian kita.[1] Dalam
penelitian survai sosial, subjek penelitian ini adalah manusia sedangkan dalam
penelitian-penelitian psikologi yang bersifat eksperimental seringkali
digunakan pula hewan sebagai subjek, di samping manusia. Dalam proses
pelaksanaan eksperimen, hewan atau manusia sebagai subjek penelitian ini ada
yang berpartisipasi secara aktif dan ada yang berpartisipasi hanya secara
pasif.[2]
Subjek penelitian pada dasarnya
adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian. Apabila subjek
penelitiannya terbatas dan masih dalam jangkauan sumber daya, maka dapat
dilakukan studi populasi, yaitu mempelajari seluruh objek secara langsung.
Sebaliknya, apabila subjek penelitian sangat banyak dan berada diluar jangkauan
sumber daya peneliti, atau batasan populasinya tidak mudah untuk didefinisikan,
maka dapat dilakukan study sempel.
B.
Kegunaan
Subyek/Informan Penelitian
Secara spesifik, Lincoln dan Guba serta Bogdan dan
Biklen dalam Moleong (2006: 132) menerangkan bahwa kegunaan informan bagi
penelitian kita adalah sebagai berikut[3]:
1. Membantu
agar secepatnya dan tetap seteliti mungkin dapat membenamkan diri dalam konteks
setempat, terutama bagi peneliti yang belum mengalami latihan etnografi.
2. Agar
dalam waktu yang relative singkat banyak informasi yang terkumpul sebagai sampling internal karena informan
dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran atau membandingkan suatu
kejadian yang ditentukan dari subyek lainnya dapat dilakukan.[4]
C.
Persyaratan
sebagai Subyek/Informan Penelitian
Ada persyaratan tertentu yang harus mereka miliki
untuk layak ditetapkan sebagai informan penelitian. Moleong menyebutkan bahwa
ada lima persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang agar layak dijadikan
informan[5]
(Moleong, 2006: 132)
1. Orang
tersebut harus jujur dan bisa dipercaya.
2. Orang
tersebut memiliki kepatuhan pada peraturan.
3. Orangnya
suka berbicara, bukan orang yang sukar berbicara, apalagi pendiam.
4. Orang
tersebut bukan termasuk anggota salah satu kelompok yang bertikai dalam latar
penelitian.
5. Orangnya
memiliki pandangan tertentu tentang peristiwa yang terjadi.
D.
Cara
Menentukan Subyek/Informan Penelitian
Adapun teknik atau cara yang digunakan untuk
menentukan informan dalam penelitian dijelaskan oleh Sugiyono (2007: 52), yaitu
dengan jalan peneliti memasuki situs social tertentu, melakukan observasi dan
wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi social
tersebut.
Cara yang bisa ditempuh untuk menemukan informan tersebut
terdiri dari dua cara. Dua cara tersebut meliputi[6]:
1. Melalui
Keterangan Orang yang Berwenang
Cara pertama ini bisa
dilakukan dengan formal (pemerintah) maupun secara informal (pemimpin
masyarakat seperti tokoh masyarakat, pemimpin adat, dan lain sebagainya). Perlu
dijajaki pula jangan sampai terjadi informan yang disodorkan itu berperan
ganda, contohnya sebagai pegawai lurah dan sebagai informan pembantu peneliti,
yang mungkin juga ditugaskan memata-matai peneliti.
2. Melalui
Wawancara Pendahuluan
Dalam wawancara ini,
peneliti menilai berdasarkan persyaratan yang telah disinggung di depan.
Mencari obyek penelitian secara aktif harus
dilakukan secara menulusuri berbagai bacaan pustaka, terutama dari sumber
literature primer berupa majalah ilmiah yang ditulis oleh tangan pertama,
artinya belum mengalami modifikasi.
Ilmu pengetahuan dimulai dari peristiwa alam dan
pada gilirannya timbul masalah yang harus dijawab melalui penelitian. Para
mahasiswa tidak mampu melakukan penelitian jika tidak mempunyai latar belakang
kemampuan ilmiah. Tahap pertama jika mahasiswa ingin melakukan penelitian
adalah mencari dan menulusuri pustaka guna memperoleh informasi dan literature
primer. Jurnal ilmiah yang relevan dengan lingkup penelitian kemudian
dikumpulkan, disusun, dikaji, dan diverifikasi parameter mana yang sejenis dan
diacu dari tiga atau lebih sumber pustaka, dijadikan variabel tetap untuk
penelitian yang dilakukan. Parameter-parameter yang berbeda ini diperoleh dari
berbagai majalah ilmiah atau jurnal internasional dan nasional. Semakin banyak
pernyataan parameter yang berbeda dari berbagai pakar, maka semakin besar
peluang untuk memperoleh masalah penelitian. Mengingat premis-premis yang
dikemukakan oleh para pakar berbeda-beda, maka hal ini dapat dijadikan usulan
penelitian.
E.
Pengertian
Obyek Penelitian
Obyek adalah apa yang akan diselidiki dalam kegiatan
penelitian. Beberapa persoalan sekiranya perlu kita pahami agar bisa menentukan
dan menyusun obyek penelitian dalam metode penelitian kita ini dengan baik,
yaitu berkaitan dengan apa itu obyek penelitian dalam penelitian kualitatif,
apa saja obyek penelitian dalam penelitian kualitatif, dan criteria apa saja
yang layak dijadikan obyek penelitian kita.
Menurut Nyoman Kutha Ratna (2010: 12), obyek adalah
keseluruhan gejala yang ada di sekitar kehidupan manusia. Apabila dilihat dari
sumbernya, obyek dalam penelitian kualitatif menurut Spradley disebut social situation atau situasi social
yang terdiri dari tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actors),
dan aktivitas (activity) yang
berinteraksi secara sinergis (Sugiyono, 2007: 49)[7]
Namun sebenarnya, obyek penelitian kualitatif juga
bukan semata-mata teratok pada situasi social yang terdiri dari tiga elemen di
atas, melainkan juga berupa peristiwa alam, tumbuh-tumbuhan, binatang,
kendaraan, dan sejenisnya (Sugiyono, 2007: 50).[8]
F.
Macam
Obyek Penelitian
Jika dikaitkan dengan sumbernya, obyek penelitian
dibedakan menjadi dua macam, yaitu obyek primer dan obyek sekunder. Menurut
pengertiannya, obyek primer adalah obyek yang diperlukan melalui sumber
pertama, sebaliknya obyek sekunder adalah obyek yang diperoleh melalui sumber
kedua. Sebagai contoh, ketika melakukan wawancara, obyek primernya adalah hasil
wawancara (mendalam), hasil diskusi kelompok, bukan informan atau kelompok
diskusi tersebur. Sementara itu objek sekunder adalah dokumen-dokumen tertulis,
buku-buku teks, dan barbagai hasil pembicaraan lainnya yang secara keseluruhan
berfungsi untuk mendukung sumber obyek dan obyek primer tersebut. Sementara
itu, sumber obyek sekunder pada dasarnya juga masih dibedakan menjadi dua
macam, yaitu (a) sumber yang masih berkaitan langsung dengan masalah utama
penelitian; (b) sumber secara umum, seperti buku-buku teks dan referensi lain
yang tidak berkaitan secara langsung, tetapi memiliki relevensi, baik secara
teoritis maupun metodologis.
Dilihat dari fungsi dan kedudukannya, obyek
penelitian juga dibedakan menjadi dua macam, yaitu obyek formal dan obyek
material. Obyek formal adalah obyek yang dianalisis, obyek yang sesungguhnya.
Sebaliknya, obyek material adalah benda-benda yang di dalamnya terdapat obyek
formal tersebut terikat.[9]
G.
Persyaratan
Permasalahan Dijadikan Obyek Penelitian
Persyaratan bagi suatu permasalahan sehingga layak
dijadikan obyek penelitian adalah sebagai berikut[10]:
1. Permasalahannya
baru.
2. Menarik
minat baik bagi peneliti maupun pembaca (hasil laporan penelitian kita).
3. Mempunyai
relevansi, manfaat yang tinggi bagi masyarakat.
4. Mungkin
dikembangkan bagi peneliti berikutnya.
5. Mungkin
dilakukan sesuai dengan waktu dan dana yang tersedia.
H.
Cara
Menentukan Obyek Penelitian
Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkenaan
dengan obyek penelitian (Ratna, 2010: 16), yaitu sebagai berikut:
1. Obyek
penelitian harus sesuai dengan latar belakang kita (peneliti), baik latar
belakang social maupun akademis (khusus untuk penelitian individual).
2. Obyek
harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari peneliti sehingga penelitian
menjadi menarik.
3. Jangan
meneliti atau mengkaji bidang penelitian orang lain. Alasannya, selain
melanggar etika akademis, kita nantinya juga dianggap tidak memiliki kompetensi
terhadap bidang bersangkutan.
4. Obyek
penelitian, besar atau kecil ada di sekitar kita, di sekitar kehidupan manusia.
5. Obyek
penelitian disarankan jangan berada di tempat kerja atau tempat berdomisili
karena sangat sulit untuk mendapatkan obyektivitas.[11]
BAB III
PENUTUP
Subjek penelitian
pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian. Apabila
subjek penelitiannya terbatas dan masih dalam jangkauan sumber daya, maka dapat
dilakukan studi populasi, yaitu mempelajari seluruh objek secara langsung.
Sebaliknya, apabila subjek penelitian sangat banyak dan berada diluar jangkauan
sumber daya peneliti, atau batasan populasinya tidak mudah untuk didefinisikan,
maka dapat dilakukan study sempel.
Kegunaan
subyek penelitian:
1. Membantu
agar secepatnya dan tetap seteliti mungkin dapat membenamkan diri dalam konteks
setempat, terutama bagi peneliti yang belum mengalami latihan etnografi.
2. Agar
dalam waktu yang relative singkat banyak informasi yang terkumpul sebagai sampling internal karena informan
dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran atau membandingkan suatu
kejadian yang ditentukan dari subyek lainnya dapat dilakukan.
Persyaratan
sebagai subyek/informan penelitian:
1. Orang
tersebut harus jujur dan bisa dipercaya.
2. Orang
tersebut memiliki kepatuhan pada peraturan.
3. Orangnya
suka berbicara, bukan orang yang sukar berbicara, apalagi pendiam.
4. Orang
tersebut bukan termasuk anggota salah satu kelompok yang bertikai dalam latar
penelitian.
5. Orangnya
memiliki pandangan tertentu tentang peristiwa yang terjadi.
Cara
menentukan subyek/informan penelitian:
1. Melalui
Keterangan Orang yang Berwenang
Cara pertama ini bisa
dilakukan dengan formal (pemerintah) maupun secara informal (pemimpin
masyarakat seperti tokoh masyarakat, pemimpin adat, dan lain sebagainya). Perlu
dijajaki pula jangan sampai terjadi informan yang disodorkan itu berperan
ganda, contohnya sebagai pegawai lurah dan sebagai informan pembantu peneliti,
yang mungkin juga ditugaskan memata-matai peneliti.
2. Melalui
Wawancara Pendahuluan
Dalam wawancara ini, peneliti
menilai berdasarkan persyaratan yang telah disinggung di depan.
Obyek
Penelitian
Pengertian obyek
penelitian adalah Obyek adalah apa yang akan diselidiki dalam kegiatan
penelitian. Menurut Nyoman Kutha Ratna (2010: 12), obyek adalah
keseluruhan gejala yang ada di sekitar kehidupan manusia.
Syarat permasalahan
dijadikan obyek:
1. Permasalahannya
baru.
2. Menarik
minat baik bagi peneliti maupun pembaca (hasil laporan penelitian kita).
3. Mempunyai
relevansi, manfaat yang tinggi bagi masyarakat.
4. Mungkin
dikembangkan bagi peneliti berikutnya.
5. Mungkin
dilakukan sesuai dengan waktu dan dana yang tersedia.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 2011.
Metode Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Suryabrata, S. 1995. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rajawali Pers.
Nasir, M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Hajar, Ibnu. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Prastowo, Andi. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
[1]
Andi Prastowo, Metode Penelitian
Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011), hlm.195.
[2] Syaifuddin
Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2011), cet. XII, hlm. 34-35.
[3]
Andi Prastowo, Metode Penelitian….. (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 196.
[4] Ibid
[5] Ibid
[6] Ibid..,hlm.197-198
[7] Ibid.., hlm.199
[8] Ibid.., hlm. 200
[9] Ibid.., hlm 200-201
[10] Ibid.., hlm 202
[11] Ibid.., hlm 202-203
makasih buat share nya...membantu banget kie...
BalasHapusbuat dishare kn nih?
BalasHapusizin ya :)
Matur Suwon :)
BalasHapusmakasih ya mba
BalasHapusMakasih membantu
BalasHapus